Tuesday, February 12, 2008

Mantan Insinyur Boeing Bocorkan Teknologi ke China

WASHINGTON, SELASA - Pihak berwenang federal AS menangkap seorang mantan insinyur Boeing yang dituduh membocorkan teknologi ke China. Ia ditengarai menjual informasi tentang teknologi yang digunakan dalam program antariksa, termasuk pada wahana ruang angkasa maupun roket Delta 4.

Agen FBI menangkap Dongfan "Greg" Chung, demikian nama orang tersebut, di rumahnya wilayah Orange, California tanpa insiden, Senin (11/2). Sebelumnya, pria berusia 72 tahun itu telah dituntut delapan pasal terkait kegiatan spionase (mata-mata).

"Chung dituduh mencuri teknologi rahasia yang dikembangkan selama beberapa tahun oleh para insinyur yang disumpah untuk melindungi produknya karena hal tersebut akan dianggap rahasia dagang," ujar pengacara AS Thomas P O'Brien.

Chung adalah keturunan asli China yang telah melakukan naturalisasi sebagai waraga negara AS. Ia bekerja di Rockwell International sejak tahun 1973 sebelum unit usaha pertahanan dan antariksa diakusisi Boeing tahun 1996. Chung keluar dari Boeing tahun 2002, namun tetap bekerja sebagai kontraktor pada program pesawat Beoing di Huntongton Beach, California sampai September 2006.

Hasil investigasi FBI dan NASA menunjukkan bahwa Chung telah melakukan tindakan mata-mata sejak bekerja di program antariksa. Ia awalnya mendapat surat dari seseorang di industri penerbangan China pada tahun 1979 yang meminta informasi spesifik teknologi pesawat ruang angkasa, militer, maupun komersial.

Dalam suart balasannya, Chung bersedia membantu perkembangan industri antariksa di negara asalnya. Chung sempat mengirimkan manual-manual teknik yang dikumpulkannya sendiri termasuk 24 dokumen rahasia milik perusahaan.

Salah satunya tentang pesawat pengebom B1. Ia juga mengirimkan spesifikasi teknologi antena yang digunakan pada pengembangan lanjut wahana ulang alik AS di pertengahan 1990-an dan deskripsi rinci proses pengisian bahan bakar pada roket Delta 4.

Bahkan, Chung sempat melakukan korespondensi dengan pejabat pemerintah China tentang cara pengiriman dokumen-dokumen tersebut agar aman. Antara lain melalui istrinya yang berprofesi sebagai seorang artis.

"Pengungkapan informasi ke luar seperti kepada (Pemerintah Republik Rakyat China) akan membahayakan kemanan nasional kami," tandas O'Brien.(SPACE.COM/WAH)

No comments: