Found at
Tuesday, February 06, 2007
Monday, February 05, 2007
Jakarta - Banjir - Januar Sudharsono
Mungkin anda akan berpikir “Mengapa Posting kali ini bejudul demikian?”. Tidak seperti biasanya saya menaruh artikel dan news tentang Komputer dan Dunianya, kali ini saya akan bercerita (lebih tepatnya Curahan Hati . red:Curahan Hati).
Mungkin anda telah banyak mendengar, membaca atau melihat berita sejak Jumat 2 Februari 2007
Mengapa kali saya ingin curhat? Karena terhitung sejak Jumat 02 Februari 2007 saya bisa dikatakan mengelilingi, dan “belingsatan” dengan
Jumat, 2 Februari 2007
Pukul. 08.00 WIB; Keluar kantor saya harus menjemput orang di Bekasi (tepatnya di daerah Kalimalang-Jatiwaringin). Perjalanan lancar terlebih lokasi kantor saya di Slipi, sehingga saya langsung masuk Tol Dalam Kota Jakarta dan Langsung meluncur menuju Cawang. Karena bensin mobil kurang memadai saya keluar di Pancoran untuk mengisi bensin. Terlihat kemacetan mulai terjadi disana sini akibat genangan air di beberapa lokasi. Setelah mengisi bensin kami langsung meluncur kembali dan masuk kembali ke Tol.
Tiba di Cawang mulai terjadi antrian yang tidak terlalu panjang karena hari hujan deras sekali dan tepat di bawah jembatan cawang air sudah tergenang. Terlihat di kiri dan kanan jembatan sebelum jalan menurun ke arah bawah jembatan cawang, daerah cawang dan UKI mulai terlihat banjir. Untung saja genangan air di bawah jembatan cawang saat itu belum terlalu tinggi sehingga kami dapat melintas (kebetulan saya menggunakan mobil kijang). Selepas tol cawang di dalam tol Jakarta-cikampek masih lancar dan tanpa hambatan (walau sedikit banyak melewati genangan air) kami pun dapat tiba di lokasi,kalimalang-jatiwaringin pukul 09.05 WIB.
Setelah tiba kami langsung berangkat kembali menuju
Tanpa di sangka di tengah jalan terjadi kemacetan yang luar biasa karena ada bagian jalan yang terendam air karena melintasi kalimalang. Tidak hanya sampai disitu di bawah jalan layang untuk menuju ke pulo gadung jalan banyak ditutup baik ke arah kampung melayu maupun ke arah pulo gadung karena banjir. Kami pun memutar kembali ke arah jatiwaringin dan memutuskan untuk melewati tol
Akhirnya setelah perjuangan menyalib dan memotong banyak kendaraan di kala macet (hingga menyebabkan banyak pengemudi ngomel dan marah) kami dapat memasuki tol yang “macet” itu untuk menuju
Tol padat dan macet sampai dengan Cawang karena di bawah tol Cawang ke arah tol dalam
Lalu apa yang membuat kami tercengang adalah pada tol dalam kota untuk arah yang berlawanan dengan kami terlihat antrian mobil yang ‘berhenti’ karena tidak dapat melintasi banjir dan terjebak di dalam tol tersebut. Karena banjir pada arah yang berlawanan lebih dalam daripada yang kami tempuh, hal ini karena sungai berada tepat di sebelahnya. Yang lebih mengejutkan antrian kendaraan terjadi dari Cawang hingga setidaknya semanggi (karena saya hanya melintasi hingga semanggi untuk berbelok ke arah ke sudirman dan thamrind) dan tanpa adanya terlihat pergerakan sama sekali.
Kami sempat melihat di daerah mampang terjadi kemacetan karena di Gatot Subroto ada bagian jalan yang tertutup banjir. Pada saat melintasi sudirman kami melihat di daerah bendungan hilir terlihat banjir, walau jalan masih dapat dilewati saat itu. Begitu juga di depan Kampus UNIKA ATMAJAYA, kendaraan terlihat mengantri karena banjir.
Akhirnya kami tiba di Hotel Millenium Sirih-Tanah Abang tepat Pukul 14.13 WIB. Setelah tiba saya beristirahat karena lelah sepanjang hari menerobos kemacetan dan banjir.
Pada Sore harinya tepat pukul 17.00 WIB, kami harus pergi ke daerah kedoya -
Akhirnya saya harus memutar arah kembali ke arah sirih untuk mengalihkan tujuan kami ke semanggi, tepatnya Plasa Semanggi dan BEJ. Saat tiba di
Karena begitu pentingnya dokumen yang perlu di ambil di daerah kedoya dan BEJ serta membayar tagihan telepon selular di Plasa Semanggi, Saya kembali pergi, kali ini tidak menggunakan Mobil karena saya berpikir akan lebih aman dan praktis.
Dengan menggunakan ojek saya langsung meluncur ke arah plasa semanggi sebagai tujuan awal. Kami tertahan sedikit di
Akhirnya saya dapat tiba di Plasa Semanggi dan langsung membayar tagihan telepon karena waktu sudah menunjukkan pukul 20.30 WIB. Sedangkan toko tutup pukul 21.00 WIB. Setelah selesai saya langsung bergegas berjalan ke arah BEJ untuk mengambil dokumen selanjutnya. Setibanya disana saya baru sadar saya tidak memiliki kode akses. Langsung saya beralih ke tujuan berikutnya …. Kedoya.
Dengan kesabaran menunggu kendaraan umum atau apa saja yang ada, di Halte Komdak bersama puluhan karyawan yang pulang kerja dan terjebak di antara kemacetan dan banjir
Sepanjang jalan dari semanggi sampai dengan Gedung DPR/MPR RI lancar, tetapi setelah itu keadaan berubah total dan terjadi kemacetan panjang. Akhirnya saya memutuskan berjalan kaki sampai dengan Slipi Jaya. Di Slipi Jaya saya kembali menggunakan ojek sebagai transportasi untuk menuju kedoya. Dengan melewati jalan di samping tol Kebon jeruk - Merak, keadaan jalan lancar dan lengang. Lalu apa yang saya saksikan saat melintas di atas jembatan untuk menyeberang ke sisi lain Tol, terlihat kemacetan yang panjang dan padat sehingga kendaraan total berhenti dan terjebak di dalam tol.
Setibanya di Apartemen Kedoya kembali terlihat kemacetan dan banyak juga mobil yang memutar arah. Saya harus meneruskan perjalanan karena lokasi yang saya tuju berada di belakang apartemen yaitu kompleks perumahan kedoya baru. Dengan berjalan kaki, perlahan tapi pasti saya tiba di depan kompleks Kedoya baru. Lalu apa yang saya temui, lautan air di seluruh kompleks, sehingga saya harus menembus dan ber’banjir’ ria. Karena cukup dalamnya air tidak ada kendaraan yang dapat melintas.
Setibanya di lokasi tujuan, langsung saya bergegas merapikan dokumen yang diperlukan. Tetapi sebelumnya saya menyempatkan diri untuk mandi karena begitu gatalnya badan akibat air banjir.
Setelah semua dokumen siap, saya pun berpakaian dan berkostum ala minimalis untuk bersiap kembali menembus banjir.
Sabtu, 3 Februari 2007
Waktu menunjukkan pukul 00.30 WIB saat aku meninggalkan lokasi. Tak enak sekali rasanya karena harus berbanjir ria kembali dalam keadaan badan yang bersih. Terlebih saat itu kembali turun hujan yang sangat deras dan lebat. Perjalanan dirasa semakin berat karena hari sudah malam dan badan sudah terasa lelah, ditambah lagi arus air yang lumayan kencang. “Apa itu ketus ku …. “ Ternyata ada truk yang ‘nekat’ menembus banjir, walau cukup tinggi tetap saja ban truk itu pun sudah tak terlihat karena ketinggian air sudah semakin bertambah. Yang aku kesalkan adalah karena truk itu gelombang air semakin terasa kencang dan bergejolak.
Akhirnya aku dapat tiba di daerah yang tak terkena banjir. Kulihat badan ku sudah basah karena banjir dan hujan deras yang menghujam bumi di tengah malam itu. Tampaknya payung yang ku gunakan sudah tidak berguna, langsung saja kucari kendaraan umum untuk melanjutkan perjalanan kembali ke hotel. ‘Ojek’ itu yang terlihat dan terlintas di kepala ku, karena begitu simple, cepat dan dapat di usahakan untuk segala keadaan.
Langsung saja ku tunggangi ojek itu, dengan nego harga tentunya. Akhirnya kami pun melaju, ‘Awas …. ‘ Teriakku karena jalanan di depan banjir. Langsung saja ojek itu spontan mengurangi lajunya. Tapi tampaknya kecepatan kami cukup tinggi sehingga akhirnya kami menabrak banjir dan mesin motor pun spontan mati karena busi basah terkena cipratan air. Tanpa pikir panjang daku turun dan mendorong motor ke tepian yang lebih tinggi agar mesin motor tidak terendam air. Patut dimaklumi juga karena malam itu gelap akibat listrik yang dipadamkan karena banjir ditambah lagi hujan lebat yang mengurangi jarak pandang.
Segera mungkin ‘tukang ojek’ itu mencari kain kering dan membuka busi motor dengan perlengkapan yang ada. Tidak lama kami pun sudah dapat berjalan kembali untuk mencapai tujuan, Hotel Millenium – Sirih. Dengan melalui jalan belakang slipi jaya, lalu terus langsung melintas kawasan jati baru dan berbelok ke arah thamrind. Tanpa terasa kami sudah tiba di Hotel Millenium pada pukul 01.00 WIB
Badan sudah terasa letih dan basah kuyup karena hujan lebat di tambah dinginnya udara saat itu. Tapi saya harus kembali bergegas kembali ke BEJ karena dokumen yang tadi belum diambil harus segera diambil untuk keperluan pagi harinya.
Berhenti sejenak menghisap sebatang rokok terasa begitu nikmat dengan badan yang basah dan lelah. Sehabis mengeringkan badan dan berganti pakaian di Parkir Basement Hotel Millenium, kami pun melanjutkan kembali perjalanan kami. Karena saya sudah tau keadaan jalan yang banjir, macet, dapat dilewati atau tidak maka kami pun tiba di BEJ pukul 02.00 WIB. Saat itu kami melewati jalan Jati Baru lalu memutar lewat slipi dan langsung lurus sepanjang jalan S. Parman menuju semanggi, Turun ke bawah semanggi dan langsung masuk Kawasan SCBD. Setelah beres dengan dokumen, kami pun bergegas kembali ke hotel.
Untuk jalan pulang kami mengambil jalan lain yang lebih cepat. Melewati jembatan semanggi lalu turun ke Jalan Sudirman lalu langsung terus menuju Thamrind, Sebenarnya di Sudirman terjadi kebanjiran yang mengakibatkan terperangkapnya mobil mulai dari depan Atma Jaya sampai dengan Jembatan Thamrind sebelum Bunderan HI. Tapi untuk arah berlawanan yang kami lewati jalan kosong dan lengang. Dan juga untuk jalur lambat di kawasan bendungan hilir. Kami hanya mengalami rintangan di depan Sarinah yang terjadi genangan yang cukup tinggi. Tetapi sekali lagi karena saya menggunakan kijang maka rintangan itu tak terasa begitu merepotkan.
Setibanya di Hotel kami pun segera istirahat karena sudah lelah dan mengantuk, tentu saja dengan membersihkan badan terlebih dahulu.
Friday, February 02, 2007
Biodata
Berikut biodata ku dengan detail dan keterangan sesuai dengan blog temanku Arthur Renaldy
Nama : Raden Mas Yohanes Januar Sabbathano Sudharsono Saputra
Nama Panggilan : Ari, Januar, kake, Kambing, Mbing, kaleng, kuleng, last but not least sayang
TTL : Balikpapan, 21 Januari 1984
Zodiac : Aquarius
Hobby :Traveling, adventure, dan tak terlupakan Ngopi di warung kopi pinggir jalan ama rokok plus kacang ampe pagi
Cita-cita : Jadi Pilot (standart anak2)
Makanan fav. : Apa aja sikat
Minuman fav. : Apa aja sedot
Aktor fav. : Jarang nonton TV, sekalinya nonton TV nonton gosip
Warna fav. : biru
Motto : Achtung (Jangan Lupa berdoa)
Status : Complicated
Binun apa lagi yang mau dibilang, sama ajah kayak inspirasi nulisnya. Kata orang sih "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari" (ndak nyambung gitu, lebih bertolak belakang) Apa seh gw jadi ngelindur.
Wednesday, January 31, 2007
BERPIKIR POSITIF
memahat.
Ia sungguh piawai dalam memahat patung.
Karya ukiran
tangannya sungguh bagus.
Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia
dikenal dan disenangi
teman dan tetangganya.
Pygmalion dikenal
sebagai orang yang suka berpikiran positif.
Ia memandang segala
sesuatu dari sudut yang baik.
SELALU POSITIF . . . . DAN POSITIF
Apabila
lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel.
Tetapi Pygmalion
berkata, "Untunglah, lapangan yang lain tidak
sebecek
ini."
Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar
harga,
kawan-kawan Pygmalion berbisik,"Kikir betul orangitu."
Tetapi
Pygmalion berkata,
"Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk
urusan lain
yanglebih perlu".
Ketika anak-anak mencuri
apel dikebunnya,
Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa
iba,
"Kasihan,anak- anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang
cukup di rumahnya."
Itulah pola pandang
Pygmalion.
Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan
justru
dari segi baik.
Ia tidak pernah berpikir buruk tentang
orang lain; sebaliknya,
ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik
perbuatan buruk orang lain
Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah
patung wanita dari kayu
yang sangat halus.
Patung itu berukuran manusia
sungguhan.
Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia
betul.
Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok
menarik.
Kawan-kawan Pygmalion berkata,
"Ah,sebagus- bagusnya patung,
itu cuma patung, bukan isterimu."
Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu
sebagai manusia betul.
Berkali-kali patung itu ditatapnya dan
dielusnya.
para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan
menghargai
sikapPygmalion,
lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah
kepada Pygmalion,
yaitu mengubah patung itu menjadi manusia
betul.
Begitulah,
Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya
itu
yang konon adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.
Nama
Pygmalion dikenang hingga kini
untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang
positif.
Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau
seseorang,
seringkali hasilnya betul-betul menjadi
positif.
Misalnya,
Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang,
maka
orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita.
Jika kita memperlakukan anak
kita sebagai anak yang cerdas,
akhirnya dia betul-betul menjadi
cerdas.
Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil,
besar sekali
kemungkinan upaya dapat merupakan separuh
keberhasilan.
Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak
Pygmalion.
Pikiran kita memang seringkali mempunyai 2 dampak
:
fulfilling prophecy atau ramalan tergenapi, baik positif maupun
negatif.
Kalau kita menganggap tetangga kita judes
sehingga kita
tidak mau bergaul dengan dia,
maka akhirnya dia betul-betu menjadi
judes.
Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak
jujur,
akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur.
Kalau kita sudah
putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal
suatu usaha,
besar
sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.
Pola pikir Pygmalion
adalah berpikir,
menduga dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan
atau
seseorang.
Bayangkan,
bagaimana besar dampaknya
bila kita berpola pikir positif seperti itu.
Kita tidak akan
berprasangka buruk tentang orang lain.
Kita tidak menggunjingkan
desas-desus yang jelek tentang orang
lain.
Kita tidak
menduga-duga yang jahat tentang orang lain.
Kalau kita berpikir buruk
tentang orang lain,
selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang
buruk.
Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita,
jelas itu
adalah perbuatan baik.
Tetapi jika kita berpikir buruk, kita akan menjadi
curiga,
"Barangkali ia sedang mencoba membujuk,"
atau kita mengomel,
"Ah, hadiahnya cuma barang murah."
Yang rugi dari pola pikir seperti itu
adalah diri kita sendiri.
Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak
bahagia.
Sebaliknya,
kalau kita berpikir positif,
kita akan menikmati
hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur,
"Ia begitu murahhati. Walaupun
ia sibuk, ia ingat untuk memberi
kepada
kita."......
..
Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang
kita pakai.
Kalau kita memakai kaca mata kelabu,
segala sesuatu akan
tampak kelabu.
Hidup menjadi kelabu dan suram.
Tetapi kalau kita memakai
kaca mata yang terang, segala sesuatu
akan tampak cerah.
Kaca mata yang
berprasangka atau benci
akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan
dendam.
Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita
damai.
Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang
baik.
Berpikir baik tentang diri sendiri.
Berpikir baik tentang orang
lain.
Berpikir baik tentang keadaan.
Berpikir baik tentang
Tuhan.
Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan.
Keluarga
menjadi hangat.
Kawan menjadi bisa dipercaya.
Tetangga menjadi
akrab.
Pekerjaan menjadi menyenangkan.
Dunia menjadi
ramah.
Hidup menjadi indah.
Seperti Pygmalion,
begitulah.
MAKE SURE YOU ARE
PYGMALION
and the world will be filled with positive people
Monday, January 29, 2007
What is the Human Body Made Of?
Well, a team at the University of Alberta, in Edmonton, Canada, did and realized the first draft of the human metabolome (the totality of metabolites from the human body). The metabolites are the small chemicals found in or produced by an organism. The team has identified and characterized 2,500 metabolites, 1,200 drugs and 3,500 food components that can be encountered in the human body.
The metabolome list could trigger a new era in detecting and treating diseases.
The Human Metabolome Project (HMP) would have a much more powerful impact on medical practices than the Human Genome Project, as the metabolites point more directly to the body's health and physiology. "Metabolites are the canaries of the genome," says Project Leader Dr. Wishart, professor of computing science and biological sciences at the University of Alberta
and Principal Investigator at NRC, National Institute for Nanotechnology. "A single base change in our DNA can lead to a 100,000X change in metabolite levels."
"The results of this research will have a significant impact on the diagnosis, prediction, prevention and monitoring of many genetic, infectious and environmental diseases," stated Dr. David Bailey, President and CEO of Genome Alberta.
The metabolites are extremely sensitive in showing what a person eats, how he/she lives, the time of day, the time of year, his/her general health and even his/her mood. "Most medical tests today are based on measuring metabolites in blood or urine," Wishart says.
"Unfortunately, less than 1% of known metabolites are being used in routine clinical testing. If you can only see 1% of what's going on in the body, you're obviously going to miss a lot."
The team made up of 50 researchers based at the University of Alberta and the University of Calgary completed the part of the 95 % unknown metabolites of the human metabolome in the past two and half years. "With the data in the HMDB, anyone can find out what metabolites are associated with which diseases, what the normal and abnormal concentrations are, where the metabolites are found or what genes are associated with which metabolites," Wishart says.
"It's the first time that this sort of data has been compiled into one spot. By decoding the human metabolome, we can identify and diagnose hundreds of diseases in a matter of seconds at a cost of pennies," Wishart added.
What is Better than Sex?
According to a survey conducted by the UK mobile phone retailer Dial-a-Phone, 30 percent of the men and a pretty good slice of the number of women (approximately 42.5 percent) would answer their cellphone while they have sex.
If that is not a clear sign that they would enjoy more talking with their friends, with the family members or who knows with what other individuals, then what is? And if that survey is true, the things seem to go on the same down falling route as in the case of the dinosaurs :). Where will we be and how many of us will still think of sex if the mobile phone manufacturers keep releasing better and better handsets each day?
Giving credit to the guys that made this study, you should also know that 24 percent of the participating women also declared they would
rather give up sex instead of their handsets for a whole month. I suppose this would be a pretty good way for the monasteries to assure the nuns follow the celibacy oath: give a nun a couple of hundred cellphones to keep her busy and the danger of her wanting some male attention reduces dramatically :).
Flic Everett, the relationship expert (as he calls himself) from Dial-a-Phone, has expressed his total disagreement about the whole thing and said to “never ever answer your phone during sex...There's a time and a place for mobile phones! Turning them off occasionally or even switching them to silent will make your loved-one feel as though they have your attention.”
Furthermore, besides being something way better than sex in the mind of some troubled humans from the United Kingdom, the phones also are an important part for some of us when having to start a new relationship or even when wanting to end one without having to deal with our “worse” half's discontent.
As the relationship expert from Dial-a-Phone has once again said: “singletons consider their mobile phone their most valuable dating weapon - arranging dates and getting to know prospective partners through text messaging (sending on average 12 before they meet up) to relaying the success of the date during the event to their mates (four out of five contact a mate during a date). "
Concluding all the things I wrote above, I guess one single word could sum up very well where we are heading to in case cellphones become better than ever before and things follow the pattern discovered by Dial-a-Phone: EXTINCTION! (you have remembered the dinosaurs didn't you? :) (they probably also had cellphones or at least something veery similar).
Monday, March 20, 2006
LOVE ISN'T BLIND
imperative and
delightful than giving. " - Guy de Maupassant -
Cinta berpijak pada perasaan sekaligus akal sehat.
Miskonsepsi pertama
yang ditentang Bowman adalah manusia jatuh cinta
dengan menggunakan
perasaan belaka. Betul, kita jatuh cinta dengan
hati. Tapi agar tidak
menimbulkan kekacauan di kemudian hari, kita
diharapkan untuk juga
menggunakan akal sehat.
Bohong besar kalau kita bisa jatuh cinta dengan
begitu saja tanpa bisa
mengelak. Yang sesungguhnya terjadi, proses jatuh
cinta dipengaruhi
tradisi, kebiasaan, standar, gagasan, dan deal
kelompok dari mana kita
berasal.
Bohong besar pula kalau kita merasa boleh berbuat
apa saja saat jatuh
cinta, dan tidak bisa dimintai pertanggungjawaban
bila
perbuatan-perbuatan impulsif itu berakibat buruk
suatu ketika nanti.
Kehilangan perspektif bukanlah pertanda kita jatuh
cinta, melainkan
sinyal kebodohan. Cinta membutuhkan proses, Bowman
juga menolak anggapan
cinta bisa berasal dari pandangan pertama. "Cinta
itu tumbuh dan
berkembang dan merupakan emosi yang kompleks,"
katanya.
Untuk tumbuh dan berkembang, cinta membutuhkan
waktu. Jadi memang tidak
mungkin kita mencintai seseorang yang tidak
ketahuan asal-usulnya
dengan begitu saja.
Cinta tidak pernah menyerang tiba-tiba, tidak juga
jatuh dari langit.
Cinta datang hanya ketika dua individu telah
berhasil melakukan
orientasi ulang terhadap hidup dan memutuskan
untuk memilih orang lain
sebagai titik fokus baru. Yang mungkin terjadi
dalam fenomena "cinta
pada pandangan pertama" adalah pasangan terserang
perasaan saling
tertarik yang sangat kuat bahkan sampai
tergila-gila. Kemudian perasaan
kompulsif itu berkembang jadi cinta tanpa menempuh
masa jeda. Dalam
kasus "cinta pada pandangan pertama", banyak
orang tidak benar-benar
mencintai pasangannya, melainkan jatuh cinta pada
konsep cinta itu
sendiri. Sebaliknya dengan orang yang benar-benar
mencinta, mereka
mencintai pasangan sebagai persolinatas yang utuh.
Cinta tidak menguasai dan mengalah, tapi berbagi.
Bukan cinta namanya
bila kita berkehendak mengontrol pasangan. Juga
bukan cinta bila kita
bersedia mengalah demi kepuasan kekasih. Orang
yang mencinta tidak
menganggap kekasih sebagai atasan atau bawahan,
tapi sebagai pasangan
untuk berbagi, juga untuk mengidentifikasi diri.
Bila kita berkeinginan
menguasai kekasih (membatasi pergaulannya,
melarangnya beraktivitas
positif, mengatur seleranya berbusana, selalu
mengkritik semua
kekurangannya) atau melulu mengalah (tidak protes
bila kekasih berbuat
buruk, tidak keberatan dinomorsekiankan), berarti
kita belum siap
memberi dan menerima cinta.
Cinta itu konstruktif.
Individu yang mencinta berbuat sebaik-baiknya demi
kepentingan sendiri
sekaligus demi (kebanggaan) pasangan. Dia berani
berambisi, bermimpi
konstruktif, dan merencanakan masa depan.
Sebaliknya dengan yang jatuh
cinta impulsif. Bukannya berpikir dan bertindak
konstruktif, dia
kehilangan ambisi, nafsu makan, dan minat terhadap
masalah sehari-hari.
Yang dipikirkan hanya kesengsaraan pribadi.
Impiannya pun tak mungkin
tercapai. Bahkan impian itu bisa menjadi subsitusi
kenyataan.
Cinta terhitung sehat bila saat dekat dan jauh
dari pasangan, kita
menyukainya dalam kadar sebanding.
Cinta tidak bertumpu pada daya tarik fisik
Dalam hubungan cinta, daya tarik fisik memang
penting. Tapi bahaya bila
kita menyukai kekasih hanya sebatas fisik dan
membencinya untuk banyak
faktor lainnya. Saat jatuh cinta, kita menikmati
dan memberi makna
penting bagi setiap kontak fisik. Kontak fisik,
ketahuilah, hanya terasa
menyenangkan bila kita dan pasangan saling
menyukai personalitas
masing-masing. Maka bukan cinta namanya, melainkan
nafsu, bila kita
menganggap kontak fisik hanya memberi sensasi
menyenangkan tanpa makna
apa-apa. Dalam cinta, afeksi terwujud belakangan
saat hubungan kian
dalam. Sedang nafsu menuntut pemuasan fisik sedari
permulaan.
Cinta tidak buta, tapi menerima
Cinta itu buta? Tidak sama sekali. Orang yang
mencinta melihat dan
menyadari sisi buruk kekasih. Karena besarnya
cinta, dia berusaha
menerima dan mentolerir. Tentu ada keinginan agar
sisi buruk itu
membaik. Namun keinginan itu haruslah didasari
perhatian dan maksud
baik. Tidak boleh ada kritik kasar, penolakan,
kegeraman, atau rasa
jijik. Nafsulah yang buta. Meski pasangan sangat
buruk, orang yang
menjalin hubungan dengan penuh nafsu menerima
tanpa keinginan
memperbaiki. Juga meninggalkan pasangan saat
keinginannya terpuaskan,
hanya karena pasangan punya secuil keburukan yang
sangat mungkin
diperbaiki.
Cinta memperhatikan kelanjutan hubungan
Orang yang benar-benar mencinta memperhatikan
perkembangan hubungan
dengan kekasih. Dia menghindari segala hal yang
mungkin merusak
hubungan. Sebisa mungkin dia melakukan tindakan
yang bisa memperkuat,
mempertahankan, dan memajukan hubungan. Orang yang
sedang tergila-gila
mungkin saja berusaha keras menyenangkan kekasih.
Namun usaha itu
semata-mata dilakukan agar kekasih menerimanya,
sehingga tercapailah
kepuasan yang diincar. Orang yang mencinta
menyenangkan pasangan untuk
memperkuat hubungan.
Cinta berani melakukan hal menyakitkan
Selain berusaha menyenangkan kekasih, orang yang
sungguh-sungguh
mencinta memiliki perhatian, keprihatinan,
pengertian, dan keberanian
untuk melakukan hal yang tidak disukai kekasih
demi kebaikan. Seperti
seorang ibu yang berkata "tidak" saat anaknya
meminta es krim, padahal
sedang flu.
Begitulah kita semua seharusnya bersikap pada
pasangan....
Tuesday, January 31, 2006
Ketika aku sudah tua
Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.
Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku. Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.
Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku. Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?
Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku. Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap "mengapa" darimu.
Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku. Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.
Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat. Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.
Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka. Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan. Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku. Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.
Monday, January 30, 2006
A Deck of Cards
It was quiet that day, the guns, the mortars and the land mines for some reason hadn't been heard.
The young soldier knew it was Sunday, the holiest day of the week.
As he was sitting there, he got out an old deck of cards and laid them out across his bunk.
Just then an army sergeant came in and said, "Why aren't you with the rest of the platoon?
The soldier replied, "I thought I would stay behind and spend some time with the Lord."
The sergeant said, "Looks to me like you're going to play cards."
The soldier said, "No, sir. You see, since we are not allowed to have Bibles or other spiritual books in this country, I've decided to talk to the Lord by studying this deck of cards."
The sergeant asked in disbelief, "How will you do that?"
"You see the Ace, Sergeant? It reminds me that there is only one God.
"The Two represents the two parts of the Bible, Old and New Testaments.
"The Three represents the Father, Son, and the Holy Ghost.
"The Four stands for the Four Gospels: Matthew, Mark, Luke and John.
"The Five is for the five virgins that were ten but only five of them were glorified.
"The Six is for the six days it took God to create the Heavens and Earth.
"The Seven is for the day God rested after making His Creation.
"The Eight is for the family of Noah and his wife, their three sons and their wives - the eight people God spared from the flood that destroyed the earth.
"The Nine is for the lepers that Jesus cleansed of leprosy. He cleansed ten, but nine never thanked Him.
"The Ten represents the Ten Commandments that God handed down to Moses on tablets made of stone.
"The Jack is a reminder of Satan, one of God's first angels, but he got kicked out of heaven for his sly and wicked ways and is now the joker of eternal hell.
"The Queen stands for the Virgin Mary.
"The King stands for Jesus, for he is the King of all kings.
"When I count the dots on all the cards, I come up with 365 total, one for every day of the year.
"There are a total of 52 cards in a deck; each is a week, 52 weeks in a year.
"The four suits represent the four seasons: Spring, Summer, Fall and Winter.
"Each suit has thirteen cards; there are exactly thirteen weeks in a quarter
"So when I want to talk to God and thank Him, I just pull out this old deck of cards and they remind me of all that I have to be thankful for."
The sergeant just stood there. After a minute, with tears in his eyes and pain in his heart, he said, "Soldier, may I borrow that deck of cards?"
A Letter From God
Saat kau bangun dipagi hari, Aku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKu, walaupun hanya sepatah kata, meminta pendapatKu atau bersyukur kepadaKu atas sesuatu hal indah yang terjadi di dalam hidupmu kemarin, tetapi aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.
Aku kembali menanti. Saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKu, tetapi engkau terlalu sibuk. Di satu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun.
Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu. Aku berpikir engkau ingin berbicara kepadaKu tetapi engkau berlari ke telepon dan menelepon seorang teman untuk mendengarkan gosip terbaru. Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari.
Dengan semua kegiatanmu, Aku berpikir engkau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepadaKu. Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang kesekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKu, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara kepadaku dengan lembut sebelum mereka makan, tetapi engkau tidak melakukannya.
Tidak apa-apa. Masih ada waktu yang tersisa, dan Aku berharap engkau akan berbicara kepadaKu, meskipun saaat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan. Setelah beberapa hal tersebut selesai engkau kerjakan, engkau menyalakan televisi, Aku tidak tahu apakah kau suka menonton televisi atau tidak, hanya saja engkau selalu kesana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun hanya menikmati acara yang ditampilkan.
Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau mnonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKu. Saat tidur Kupikir kaumerasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tak lama kemudian. Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa Aku selalu hadir untukmu. Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.
Aku bahkan ingin mengajarkanmu bagaimana bersabar terhadap orang lain.Aku sangat mengasihimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata, doa atau pikiran atau syukur dari hatimu. Baiklah... engkau bangun kembali dan kembali. Aku akan menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiKu sedikit waktu. Semoga harimu menyenangkan.
Bapamu,
ALLAH
Monday, November 21, 2005
Pasti Bisa
Pada umumnya orang berpendapat bahwa perasaan tidak sanggup adalah musuh yang perlu dilawan. Padahal seringkali perasaan tidak sanggup ini justru mempersiapkan kita untuk mencapai hasil terbesar yang dapat kita raih.
Itulah yang dialami oleh rasul Paulus ketika ia menyerahkan diri untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa. Paulus adalah orang yang berpendidikan tinggi dan kaya akan karunia. Namun ia beerkata bahwa dirinya tidak memiliki kesanggupan untuk melayani Tuhan. Dengan sikapnya itu, ia melangkah keluar dari keterbatasan dirinya dan membuka jalan bagi kuasa Roh Kudus untuk bekerja melaluinya.
Seringkali kita gagal mengambil langkah ini karena kita terlalu mudah menyerah. Bahkan kita menggunakan kelemahan kita sebagai alasan untuk tidak mengambil tugas-tugas yang sulit. Terlalu sering kita berkata, "Aku tidak dapat melakukannya," atau "Tanggung jawab itu terlalu berat bagiku." Khususnya pada waktu kita diperhadapkan dengan panggilan Allah untuk melayani. Ketahuilah, Ia tidak akan menerima alasan-alasan seperti itu karena Ia telah memberikan Roh Kudus untuk memampukan kita melakukan setiap tugas yang Ia percayakan.
Bila kita gagal membiarkan kuasa supranatural-Nya bekerja bersama, maka kegagalan itu bisa berlipat ganda. Pertama, kita akan kehilangan sukacita, damai dan kepuasan yang hanya kita peroleh bila kita melangkah dalam iman dan bersandar pada kemampuan-Nya.
Kedua, keragu-raguan itu dapat membuang kesempatan kita untuk bersaksi kepada orang lain.
Apakah Anda merasa bahwa Anda tidak memiliki apa-apa untuk dibagikan? Jangan pernah meragukan pengaruh yang dapat Anda berikan pada seseorang, yang penting bergantung pada kemampuan dan kuasa Allah.
Ia pasti melanjutkan sisanya. Dengan perkataan lain: Anda pasti bisa!
Hidup Adalah Proses
Here is a wonderful explanation...
Seorang anak memberitahu ibunya kalau segala sesuatu tidak berjalan seperti yang dia harapkan. Dia mendapatkan nilai jelek dalam raport, putus dengan pacarnya, dan sahabat terbaiknya pindah ke luar kota.
Saat itu ibunya sedang membuat kue, dan menawarkan apakah anaknya mau mencicipinya, dengan senang hati dia berkata, "Tentu saja, I love your cake."
"Nih, cicipi mentega ini," kata Ibunya menawarkan.
"Yaiks," ujar anaknya.
"Bagaimana dgn telur mentah ?"
"You're kidding me, Mom."
"Mau coba tepung terigu atau baking soda ?"
"Mom, semua itu menjijikkan!!."
Lalu Ibunya menjawab, "ya, semua itu memang kelihatannya tidak enak jika dilihat satu per satu. Tapi jika dicampur jadi satu melalui satu proses yang benar, akan menjadi kue yang enak."
Tuhan bekerja dengan cara yang sama.Seringkali kita bertanya kenapa Dia membiarkan kita melalui masa-masa yang sulit dan tidak menyenangkan. Tapi Tuhan tahu jika Dia membiarkan semuanya terjadi satu per satu sesuai dgn rancanganNya, segala sesuatunya kan menjadi sempurna tepat pada waktunya.
Kita hanya perlu percaya proses ini diperlukan untuk menyempurnakan hidup kita.
Tuhan teramat sangat mencintai kita. Dia mengirimkan bunga setiap musim semi, sinar matahari setiap pagi. Setiap saat kita ingin bicara, Dia akan mendengarkan. Dia ada setiap saat kita membutuhkanNya, Dia ada di setiap tempat, dan Dia memilih untuk berdiam di hati kita.
{air hidup}
Wednesday, November 16, 2005
Mental Attitude
It's up to You
Tuesday, November 15, 2005
Talent Is a Gift, but Character Is a Choice
By:John C.Maxwell
Character is More than talk
By:John C. Maxwell
Monday, November 14, 2005
Are Your A Survivor?
We are descended from the ones that continued to think, experiment and persevere and who adapted to change, thus survivors, all we require in order to translate our day-to-day survival techniques into unfamiliar environments is some additional knowledge and a few practical skills.
Wednesday, September 14, 2005
Welcome
This is my first blog, so give advice and the way to get my blog more better and better